sejarah terapi lintah

    
Pengeluaran darah dengan cara penyayatan vena Penghancuran jaringan dengan instrumen panas atau dingin, arus listrik, zat kaustik atau agen lainnya
Terapi pengeluaran darah (Bloodletting), 1860, salah satu dari hanya tiga foto yang ada mengenai prosedur tersebut.
Gambar diatas adalah Teknik dan peralatan untuk pengeluaran darah

Dokter pada masa itu mengeluarkan darah untuk mengurangi kelebihan humor3 dalam upaya menjaga kesehatan. Dalam sistem Yunani, Hippocrates, Galen, Avicenna, Razzes, dll., para dokter terkenal di abad pertengahan, menganggap bahwa plethora (kelebihan) humor adalah tidak sehat. Gambar diatas adalah Galen di antara Hippocrates dan Ibnu Sina, para dokter terkenal di abad pertengahan Sumber : Ambassadors Sejak awal keberadaan terapi lintah sampai sekarang, penggunaan lintah medis (Hirudo medicinalis) untuk pengobatan, atau lebih dikenal dengan Terapi Lintah, sangat menarik perhatian masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan menengah dan atas,hal ini karena tebukti khasiat dari hasil yg diperoleh setelah terapi lintah. Rahasianya ada pada air liur lintah yang sarat dengan obat berbagai penyakit. Terapi ini telah digunakan lebih dari 2000 tahun dalam sistem pengobatan tradisional di Eropa, Ayurveda (India) dan Cina. Walaupun kemujarabannya telah terbukti, evaluasi secara ilmiah perlu terus dilakukan sesuai dengan pengetahuan terkini, sebagaimana berkembangnya berbagai macam penyakit yang kita lihat secara nyata
Menurut pengamatan terapis Jerman, I.W. Müller (2002), walaupun terapi ini telah dijalani milyaran orang, dokumentasinya sangatlah sedikit. Dokumentasi pertama ditemukan pada jaman Hippocrates, abad ke-5 SM, dimana lintah digunakan untuk mengeluarkan kelebihan darah, penumpukkan zat zat yang merugikan dalam darah yang kemudian akan timbul penyakit penyakit kronis dan penyebab dari banyak penyakit. Perlu kita ketahui mengapa lintah sanggup bertahan sebagai hewan tertua di bumi ini.itulah yang tercatat dalam sejarah bahwa lintah adalah hewan tertua di muka bumi ini yang hingga kini masih kita lihat keberadaannya.penyebabnya adalah. Pertama, darah yang dihisap tidak membeku, kedua, gigitan lintah tidak menyakitkan. Hirudin, zat anti pengentalan darah dalam air liur lintah telah diteliti bahkan telah direkayasa secara genetik. Kemanjurannya telah teruji dalam skala besar dan dikontrol dalam sejumlah indikasi. Seiring perkembangan zaman terapi lintah terus diteliti bahkan dalam 5 tahun terakhir diteliti yang diawali di kota Essen, Jerman, lalu menyebar ke seluruh dunia. Publikasi hasil penelitian telah dimuat antara lain di Annals of Internal Medicine dan di The New Yorker. Ratusan sukarelawan merespon, bahkan kadang jumlahnya sepuluh kali lipat dari kandidat yang dibutuhkan.
Terbukti lintah bukanlah makhluk menjijikkan.meskipun menjijikan tetapi mempunyai keistimewaan yang manfaatnya kita bisa rasakan hingg saat ini. Bahkan di Eropa diklasifikasikan sebagai “produk medis” dan di Amerika, US Food and Drug Administration (FDA), sebuah organisasi pengelola makanan dan obat-obatan, menggolongkannya sebagai “alat medis”. Lintah telah dianggap sebagai “hewan penyembuh”.hal ini tak dapat dipungkiri lagi tentang khasiat yang teruji dan terbukti dari masa ke masa. Meskipun secara historis ada pergeseran dalam indikasi utama terapi, dimana di masa lalu berupa penyakit jantung dan gangguan peredaran darah, sedangkan saat ini berubah menjadi radang kronis dan nyeri menahun.bahkan hampir semua penyakit bisa disembuhkan dengan binatang yang menakutkan dan menjijikan ini.Hal ini berdasarkan pengalam kami sebagai terapis yang hampir 10 tahun menekuni dan mengobati berbgaimacam penyakit dari pasien kami, diantaranya adalah asam urat, diabetes,kolestrol,darah tinggi,maagh, syaraf kejepit dan penyakit penyakit lainnya. Hasil spektakuler telah terbukti pula untuk bedah plastik dan rekonstruktif, serta nyeri kronis karena menurunnya fungsi tulang sendi. Pada kenyataannya, opini memang masih terbagi. Di satu sisi, ceritanya sukses. Namun, di sisi lain, masalah “kebersihan” masih dipertanyakan. Tatkala terapi eksotis ini dibandingkan dengan kesterilan obat, pisau bedah, dan jarum injeksi dalam pengobatan modern, seperti layaknya seekor burung di antara pesawat terbang. Akibatnya, untuk menenangkan pasien yang curiga terhadap keamanan terapi ini, masih banyak orang yang masih belum percaya dan masih ragu dengan keberadaan terapi lintah ini hal itu dikarenakan minimnya pengetahuan tentang terapi lintah dan banyak info yang menjelekkan terapi lintah sebab dari bisnis yang merugikan sebelah pihak.oleh karena terapis dituntut untuk memiliki informasi lengkap. Pengobatan yang menggunakan hewan hidup memang perlu kualifikasi khusus.


AlamatJl. Cemp. V No.45 RT.06/011, Bintaro, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12330
Jam buka
Senin09.00–17.30
Selasa09.00–17.30
Rabu09.00–17.30
Kamis09.00–17.30
Jumat09.00–17.30
Sabtu09.00–17.30
Minggu09.00–17.30
Sarankan edit

Komentar